Kebohongan Pelamar Kerja Saat Interview
Kebutuhan akan diterima saat melamar kerja
dan mendapatkan respon positif dari recruiter saat sesi interview, menjadikan setiap orang melakukan defense mechanism atau pertahanan diri. Salah satunya dengan cara menutupi kebenaran sebenarnya atau memberikan data yang tidak sesuai dengan kenyataan saat sesi interview. Sigmund Freud (lahir di Freiberg, 6 Mei 1856 – meninggal di London, 23 September 1939) atau yang bernama lengkap Sigismund Schlomo Freud, berpendapat apabila kebutuhan seseorang tidak terpenuhi maka dia akan mempertahankan dirinya. Dan dalam upaya mempertahankan diri tersebut banyak cara yang dilakukan oleh seseorang, salah satunya yang tersebut di atas.Pada dasarnya strategi-strategi ini tidak mengubah kondisi objektif dan hanya mengubah cara individu mempersepsikan diri mereka. Jadi, mekanisme pertahanan diri merupakan bentuk penipuan diri. Tentunya hal tersebut akan berdampak negatif bagi pelamar yang melakukan defense machanism dengan maksud untuk menutupi kebenaran sesungguhnya hanya karena berharap diterima kerja. Padahal pemberlakuan masa percobaan 3 (tiga) bulan setelah pelamar dinyatakan lolos akan menjadi masa penilaian yang akan membuka kedok mereka. Jika dasar diterimanya bekerja adalah data yang dipalsukan, maka tidak menutup kemungkinan kesulitan-kesulitan dalam penyelesaian kerja akan selalu dihadapi karena beban kerja yang diterima kemungkinan tidak akan sesuai dengan kapabilitas dirinya.
Kebohongan yang biasa dilakukan oleh pelamar adalah tetang pengalaman kerja dan posisi di tempat sebelumnya. Dalam upaya menaikkan posisi tawar, tidak sedikit pelamar yang meninggikan pengalaman kerjanya dan memberikan keterangan yang tidak sesuai dengan jabatan sebelumnya. Padahal, untuk sebutan jabatan tiak akan sama di berbagai perusahaan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Dalam upaya untuk mengetahui kemampuan, kompetensi teknis dan pengalaman kerja pelamar, HRD cenderung menggalinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat spontan tentang studi kasus tertentu yang terkait dengan pekerjaan yang pernah maupun akan diemban oleh pelamar. Sedangkan dalam upaya untuk mengetahui sejauh mana kewenagan dan tanggung jawab yang diemban di tempat sebelumnya, HRD biasa menggunakan metode rentang kendali, dimana HRD akan menanyakan mengenai tingkatan struktur organisasi dan besar kecilnya organisasi perusahaan. Misalnya dengan mengukur seberapa banayk karyawan yang dibawahi, bagaimana jenjang pelaporan dan pertanggungjawabannya, seberapa banyak kewenangan yang diberikan, dan apakah ia memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan.
Oleh karena itu, akan ada baiknya saat melamar pekerjaan memberikan data baik kuantitatif dan kualitatif yang sebenar-benarnya. Hal tersebut untuk menghindari kesulitan dalam meberikan jawaban disaat sesi interview. Dan yang terpenting adalah meyakinkan pihak user atau interviewer kita memiliki kredibilitas yang mempuni, bukan hanya sekedar bicara dan tulisan tanpa isi. Bagaimana pun, kejujuran itu akan selalu berbuah manis, meski beresiko peluang untuk lolosnya kecil. Lebih baik sakit di awal, dari pada harus tersiksa terus menerus karena beban kerja yang tidak sesuai dengan kapabilitas diri kita. Jadi mulai dari sekarang, penting rasanya untuk meraih apa yang menjadi harapan kita dengan cara yang lebih gentle, agar jalan di depan kita tidak terjal untuk dilalui.
Tidak ada komentar untuk "Kebohongan Pelamar Kerja Saat Interview"
Posting Komentar