Krisis Kesadaran dan Kemanusiaan di Tengah Wabah Pandemic Covid 19

Buat Info - Krisis Kesadaran dan Kemanusiaan di Tengah Wabah Pandemic Covid 19

Penyebaran Corona Virus Diseases 19

atau lebih dikenal dengan nama Covid 19, terbilang sangat cepat dan telah menginfeksi ratusan ribu manusia di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Virus Covid 19 sendiri diketahui pertama kali penyebarannya di kota Wuhan China pada pembukaan tahun 2020, dan merambah ke berbagai negara baik di Eropa, Asia, Amerika, dan Afrika.

Indikasi awal penyebaran virus ini adalah pusat pasar hewan yang ada di kota Wuhan China. Pasar tersebut menjual berbagai hewan untuk dikonsumsi baik dalam kondisi mati atau pun hidup. Kondisi pasar yang padat lembab dengan tumpukan hewan-hewan yang diperdagangkan, disinyalir menjadi asal muasal munculnya virus covid 19 ini. Mengingat hewan yang diperjual belikan sedikit banyak merupakan hewan liar seperti buaya, anjing, tikus, serigala, bahkan kalelawar yang notabene banyak mengandung virus Zoonosis.

Penyebaran yang cepat dan cukup siginifikan mengharuskan beberapa Negara baik yang terjangkit atau pun tidak, melakukan langkah lock down demi mencegah penularan virus yang lebih banyak. Namun, langkah tersebut berpotensi menimbulkan kekacauan dari segi perkonomian. Karena lock down sendiri akan membuat perekonomian lumpuh atau jalan ditempat bahkan cenderung menurun. Hal ini lah yang dihawatirkan oleh pemerintah Indonesia, sehingga dengan sampai saat ini pemerintah belum menerapkan atau mengeluarkan kebijakan lock down. Namun demikian, pemerintah meminta kepada masyarakat Indonesia untuk stay at home dan mengurangi aktifitas di luar rumah dengan himbauan social distancing demi mencegah merebaknya virus covid 19 di Indonesia.

Namun ironisnya, ditengah merabahnya virus covid 19 ini. Tidak sedikit dari masyarakat yang mengalami krisis kesadaran diri sehingga tetap memaksakan diri untuk beraktifitas di luar rumah bahkan ada yang nekat mengadakan perayaan seperti pernikahan, arisan, nongkrong bareng yang notabene mengumpulkan banyak orang. Selain itu, ada pula beberapa oknum yang menanggalkan sisi kemanusiaannya dengan memanfaatkan pandemic covid 19 dengan memborong APD atau alat pelindung diri seperti masker, hand sanitizer, dan disinfektan yang kemudian dijual kembali dengan harga dua kali lipat lebih tinggi dari harga aslinya.

Seharusnya, demi keselamatan bersama. Masyarakat yang tidak memiliki kepentingan mendesak sebaiknya lebih memperhatikan lagi himbauan pemerintah untuk tetap di rumah dan melakukan social distancing demi mencegah penyebaran virus yang lebih luas. Kecuali bagi mereka yang memiliki kepentingan di luar, cukup dengan tetap menjaga diri dengan selalu menggunakan alat pelindung diri seperti masker, hand sanitizer atau langkah mudahnya rutin mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktifitas.

Dan bagi beberapa oknum yang mencari keuntungan di tengah wabah pandemic covid 19, mari lah kita sama-sama memerangi penyebaran covid 19 ini dengan tidak menanggalkan sisi kemanusiaan kita. Belilah dan gunakan APD seperlunya saja. Dan mari sama-sama mengembalikan harga APD sesuai dengan harga aslinya, karena di luar sana masih banyak orang-orang yang lebih membutuhkan yang notabene bukan dari golongan orang-orang dengan perekonomian menengah ke atas.

Dan untuk kita semua, sebagai warga negara yang baik marilah kita dukung himbauan pemerintah dalam upaya pencegahan covid 19 di Indonesia dengan selalu mengimplementasikan social distancing dan stop penyebaran informasi-informasi tetang covid 19 yang dapat menimbulkan ketakutan dan keresahan di kalangan masyarakat. Karena tidak menutup kemungkinan, informasi-informasi yang kita share terkait covid 19, bisa menimbulkan ketakutan yang berlebih pada diri orang lain. Tetap menjaga pola hidup sehat dengan terus berolahraga dan mengkonsumsi makanan dengan nilai gizi yang seimbang agar imunitas tubuh tetap terjaga. Be smart, be strong, and keep healthy

4 komentar untuk "Krisis Kesadaran dan Kemanusiaan di Tengah Wabah Pandemic Covid 19"

  1. Balasan
    1. terima kasih kembali mbak Tira. semoga bermanfaat informasi di atas. dan terima kasih kembali atas kunjungan rutinnya di blog buatinfo.com

      Hapus
  2. Mantap kang, disaat seperti inilah tabiat asli manusia mulai bermunculan: dari yang bebal sampai yang serakah

    BalasHapus
    Balasan
    1. yups betul kang..... bukan lagi menjadi fenomena langka hal2 yang seperti ini. Manusia diciptakan lengkap dengan akal dan nafsu, tapi dalam kondisi seperti ini yang lebih dominan adalah nafsunya.... :(

      Hapus

Posting Komentar