Perbedaan Sifat Antara Introvert dan Ekstrovert Dari Tinjauan Neurobehavior

Buat Info - Perbedaan Sifat Antara Introvert dan Ekstrovert


BuatInfo.com - Pengelompokan ekstrovert dan introvert pertama kali dicetuskan oleh Carl Jung pada tahun 1920 dalam bukunya yang berjudul Psychologixche Typen. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Hans Eysenck, seorang Psikolog Jerman pada tahun 1980.


Keduanya sama-sama menjelaskan tentang perbedaan sifat antara ekstrovert dan introvert. Secara umum, ekstrovert diidentikan dengan sifat yang terbuka, senang bergaul, dan memiliki kepedulian yang tinggi dengan lingkungan sekitar. Sedangkan introvert diidentikan dengan sifat pendiam dan suka merenung.


Mari kita perjelas satu hal dari awal ya, karena sudah menjadi salah kaprah selama ini. Seseorang menjadi seorang introvert atau ekstrovert ditentukan oleh darimanakah seseorang mendapatkan energi dari dirinya sendiri atau dari orang lain yang berada di sekitarnya. Introversi sering sekali disalahartikan sebagai rasa malu, tetapi tidak ada hubungannya dengan itu. Sejatinya rasa malu adalah tentang rasa takut dihakimi oleh orang lain.


Penjelasan ilmiahnya begini nih, kita memiliki neurotransmitter yang mengikuti jalur tertentu yang terletak pada otak kita dan dapat mengaktifkan sistem tertentu. Berawal dari sini penjelasannya akan menarik.

[Baca Juga: Ketahui 5 Jenis Tes Psikologi yang Digunakan dalam Seleksi Karyawan]

Dalam sebuah percobaan eksperimental, subyek introvert dan ekstrovert diminta untuk berbaring dan rileks, sementara radioaktivitas disuntikkan dalam dosis kecil ke aliran darah mereka. Kemudian mereka dipindai (Scan) untuk menentukan bagian otak yang paling aktif. Dari eksperimen tersebut ditemukan beberapa temuan menarik, yaitu:

1. Orang-orang yang introvert memiliki lebih banyak aliran darah ke otak mereka. Lebih banyak aliran darah menunjukkan lebih banyak stimulasi internal.

2. Orang ekstrovert memiliki sedikit aliran darah ke otak, sehingga minim stimulasi internal.

3. Darah yang mengalir pada orang introvert melalui Jalur yang lebih rumit dan terfokus secara internal. Sehingga orang-orang introvert lebih memperhatikan pikiran dan perasaan internal mereka.

4. Sementara ekstrovert memperhatikan secara eksternal apa yang terjadi, dan lebih banyak memperhatikan hal-hal di luar internal mereka.


Dari hasil eksperimental di atas, diketahui bahwa ternyata tidak hanya aliran darah yang mengalir pada jalur yang terpisah pada orang introvert atau ekstrovert, melainkan juga setiap jalur membutuhkan neurotransmitter yang berbeda. Jalur yang digunakan orang ekstrovert diaktifkan oleh Dopamin, sedangkan jalur penggunaan introvert diaktifkan oleh Asetilkolin.


Orang Ekstrovert memiliki sensitifitas yang rendah pada Dopamin sehingga mereka akan selalu membutuhkan lagi dan lagi. Sedangkan sang introvert sensitifitas terhadap Dopamin cukup tinggi, ketika kebanyakan maka sang introvert akan merasa “overstimulated”. Jadi kemunculan gelaja ekstrovert dikaitkan dengan dopamin/adrenalin, pengeluaran energi yang terhubung dengan sistem saraf simpatis. Sedangkan gejala introvert terhubung dengan asetilkolin yang terhubung dengan sistem saraf parasimpatis yang hemat energi.

[Baca Juga: Lakukan Tes Kejiwaan ini Untuk Mengetahui Waras atau Gila]

Setiap orang memiliki dua "sisi" Sistem saraf pada - sisi simpatik yang memicu respons "lawan, ketakutan, atau lari". Dan sisi parasimpatis, yang bertanggung jawab untuk mode "istirahat dan cerna". Dengan kata lain, sisi sistem simpatik seperti menginjak pedal gas, sedangkan sisi parasimpatis seperti menginjak rem.


Jadi dari pemaparan di atas dapat dimengerti tentang perbedaan sifat antara introvert dan ekstrovert. Secara umum, ekstrovert diidentikan dengan sifat yang terbuka, senang bergaul, dan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan sekitar. Sedangkan introvert diidentikan dengan sifat pendiam dan suka merenung. Namun, Carl Jung menambahkan bahwa sebenarnya jarang ada manusia yang sepenuhnya ekstrovert dan introvert. Karena menurutnya, setiap manusia berada di antara dua tipe kepribadian. Hanya saja yang paling dominan yang akan terlihat dalam sifat sehari-hari.

[Baca Juga: Cara Menilai Kepribadian Orang Lain dengan Mudah]

So, itulah beberapa ulasan informasi tentang perbendaan sifat antara introvert dan ekstrovert. Apapun tipe introvert dan ekstrovert, kita tidak perlu “minder”. Karena pada akhirnya, semua orang akan saling beradaptasi untuk bisa terhubung dan berkomunikasi dengan lingkungannya. Yang penting kita hanya perlu memahami diri sendiri sehingga kita tidak perlu lagi memaksakan diri untuk menjadi orang lain. Terima lah diri sendiri apa adanya, karena dengan ini, kita bisa menikmati hidup dengan tenang dan bahagia. Semoga informasi di atas dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan kita semua. Jangan lupa share dan comment, karena berbagi itu indah.

Tidak ada komentar untuk "Perbedaan Sifat Antara Introvert dan Ekstrovert Dari Tinjauan Neurobehavior"